2/16/2012

KEUTAMAAN AYAT KURSI




Manusia adalah makhluk yang lemah, tidak punya daya upaya dan kekuatan sedikitpun. Sebagai contohnya masalah umur tidak bisa menambah atau mengurangi walau sedetikpun, dia dilahirkan menjadi anak siapa dan lain sebagainya tidak bisa menentukan. Sedangkan manusia hanya bisa mensikapi pemberian-pemberian Allah Ta’ala, yaitu memilih kefasikan atau ketaqwaan.

Apapun yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada diri kita adalah pasti yang terbaik. Akan tetapi sering kali kita tidak terima dengan segala sesuatu yang Allah Ta’ala berikan, karena kita menganggap bahwa pilihan Allah Ta’ala adalah tidak baik. Hal ini disebabkan kita tidak beriman kepada Allah Ta’ala. Padahal Allah Ta’ala memberikan kepada manusia segala sesuatu yang terbaik bagi dirinya. Dan perlu diingat bahwa yang terbaik buat kita belum tentu yang terbaik untuk orang lain. Dan yang terbaik untuk orang lain belum tentu yang terbaik buat diri kita. Sebagai contohnya yang terbaik untuk orang lain diberi mobil, sedangkan yang terbaik buat kita hanya diberi motor. Akan tetapi selama ini kita selalu menganggap bahwa apa-apa yang diberikan Allah Ta’ala kepada kita bukanlah yang terbaik. Sehingga menjadikan kita iri dengki kepada orang lain.

AYAT KURSI
Allah Ta’ala berfirman di dalam Qs. Al Baqarah (2) : 255

255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab r.a., Dia berkata : Rasulullah SAW pernah bertanya, “Hai Abul Mundzir, tahukah kau ayat Al Qur’an yang menurutmu paling agung? “Abul Mundzir menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih tau. “Rasulullah SAW bertanya lagi, “Hai Abul Mundzir, tahukah kamu ayat Al Qur’an yang menurutmu paling agung? “Abul Mundzir menjawab, “Yaitu ayat (yang artinya), “Dialah Allah, Tiada tuhan selain Dia, Yang Hidup, Yang Berdiri Sendiri” (Qs. Al Baqarah : 255). Kata Abul Mundzir, “Kemudian Rasulullah SAW menepuk dada saya sambil mengatakan, “Demi Allah, ilmumu sungguh dalam, hai Abul Mundzir!”.

KETERANGAN

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia”.

Bahwa hanya Allah Ta’ala yang berhak untuk disembah dan hanya hanya kepada Nya lah kita memurnikan ketaatan dalam beribadah, karena hanya Dia satu-satu Tuhan. Hanya Allah yang berkuasa, sedangkan yang lain tidak punya kekuasaan apa-apa, sehingga tidak ada satupun yang dapat memudhoratkan Allah Ta’ala. Dan hanya Allah Ta’ala yang dapat memberikan kemanfaatan dan kemudhoratan.

“Dia (Allah Ta’ala) yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)”.

Semua makhluq termasuk manusia adalah hamba Allah Ta’ala yang tidak punya daya upaya dan kekuatan sedikitpun. Oleh sebab itu Allah Ta’ala yang mengurus semua makhluq-makhluq-Nya, bukan makhluq yang mengurusi Allah Ta’ala, dan bukan pula makhluq yang mengurus dirinya sendiri. Sedangkan yang menjadi tugas manusia adalah memilih antara fasik dan taqwa.
Allah Ta’ala akan selalu hidup dan tidak akan pernah mati, yang mengendalikan semua urusan makhluq-makhluqNya baik yang ada dilangit maupun yang ada dibumi. Dan semua makhluq-makhluqNya tidak ada satupun yang lepas dari kebergantungan kepada-Nya. Dan semua makhluq-makhluqNya yang ada dilangit dan dibumi semuanya membutuhkan Allah Ta’ala, sedangkan Allah Ta’ala sedikitpun tidak membutuhkan mereka.

“Allah Ta’ala tidak mengantuk dan tidak tidur”

Didalam mengurusi makhluq-makhluqNya, Allah Ta’ala tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur, sehingga kapanpun dan dimanapun makhluq-Nya memohon pertolongan-Nya, maka Allah Ta’ala akan menolongnya. Dia adalah Dzat Yang Maha suci dari Dzat, Sifat dan PerbuatanNya, tidak bisa disamakan dengan makhluq-makhluq yang lain, dan tidak ada yang setara dengan-Nya. Sedangkan makhluq-makhluqNya ada yang merasakan lelah, mengantuk dan tidur. Akan tetapi Allah Ta’ala tidak memiliki kekurangan sedikitpun, sehingga Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Andaikata Allah Ta’ala mengantuk dan tidur, tentulah semua urusan makhluq-makhluqNya akan terbengkalai. Sehingga akan ada kekuasaan lain yang menggantikan kekuasaan Allah Ta’ala pada saat Dia mengantuk atau tidur. Maha Suci Allah dari sifat yang demikian.

“Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi”

Kepunyaan Allah-lah segala yang ada dilangit dan dibumi. Oleh sebab itu apapun yang ingin dilakukan oleh Allah Ta’ala, tidak perlu meminta persetujuan kepada siapapun. Maka dari itu hendaknya kita bergantung hanya kepada Allah Ta’ala, karena hanya Dia yang mempunyai segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi. Allah Ta’ala itu Maha Kaya, Dia pemilik semua yang ada dilangit dan dibumi termasuk diri kita. Oleh sebab itu janganlah kita merasa memiliki apapun juga, karena diri kita sendiri-pun termasuk milik Allah Ta’ala.

“Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya”

Segala sesuatu yang terjadi didunia ini adalah atas izin Allah Ta’ala, sehingga apabila kita mendapatkan bantuan dari orang lain, hal itu semata-mata karena Allah Ta’ala yang mengizinkan. Jika Allah Ta’ala tidak mengizinkan, tidak ada satu orangpun yang dapat memberikan pertolongan (bantuan) kepada kita. Oleh sebab itu jangan sekali-kali kita bergantung atau berharap kepada selain Allah Ta’ala. Karena tidak ada satupun bantuan yang bisa menyelesaikan permasalahan kita kecuali atas izin Allah Ta’ala. Tidak ada satupun yang dapat memberikan pertolongan apabila Allah Ta’ala memudhoratkannya, kecuali Allah Ta’ala mengizinkan. Dan apabila kita mendapatkan pertolongan dari makhluq-makhluq Allah Ta’ala yang lain, mereka itu hanyalah sebagai perantara Allah Ta’ala saja untuk membantu kita, karena Allah Ta’ala berkehendak ingin memberikan pertolongan-Nya kepada kita melalui perantara-Nya tersebut.

“Allah Ta’ala mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka”

Allah Ta’ala mengetahui apa-apa yang sudah terjadi dan apa-apa yang belum terjadi. Sehingga apabila kita makhluq-Nya memohon pertolongan kepada-Nya, maka keputusan yang Allah Ta’ala berikan tidak akan memudhoratkan makhluq-Nya diwaktu yang akan datang. Allah Ta’ala sebagai pencipta makhluq-makhluqNya dan mengatur segala sesuatu tentang urusan makhluq-makhluqNya. Oleh sebab itu sangat mustahil kalau Allah Ta’ala tidak mengetahui baik yang telah terjadi maupun kejadian yang akan datang. Karena segala sesuatu telah Allah Ta’ala tentukan bagi setiap makhluq-Nya, dan hal tersebut telah Allah Ta’ala catat didalam kitab induk yaitu Lauh Mahfudz.

“Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya”

Manusia pada awalnya adalah tercipta sebagai mahkluk yang bodoh. Segala sesuatu pengetahuan yang dia miliki pada hakikatnya semua diajarkan oleh Allah Ta’ala. Dan masing-masing diri diajarkan oleh Allah Ta’ala sesuai dengan apa yang telah ditentukan-Nya. Dan kita tidak akan pernah diberi ilmu oleh Allah Ta’ala jika tidak sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Akan tetapi setiap manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu. Kewajiban menuntut ilmu itu hukumnya adalah fardhu ‘ain. Sedangkan ilmu yang diwajibkan tersebut adalah ilmu mengenal Allah Ta’ala, ilmu Al Qur’an dan Al Hadits. Akan tetapi banyak sekali orang-orang yang merasa mampu untuk menyelesaikan sendiri urusannya, padahal dia tidak mengetahui apa-apa.

“Kursi Allah Ta’ala meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya”.

Kursi Allah Ta’ala, adalah kekuasaan-Nya. Bahwasannya Allah Ta’ala mengatur segala yang ada dilangit dan dibumi, dan Allah Ta’ala tidak merasa berat untuk mengatur keduanya. Allah Ta’ala tidak merasa berat mengurusi semua kebutuhan makhluqNya. Karena kekuasaan dan ilmu-Nya meliputi segala yang ada dilangit dan dibumi. Dengan kekuasaan-Nya tidak ada satupun yang dapat menolak apabila Dia berkehendak. Sedangkan ilmu-Nya, Allah Ta’ala telah berfirman : “Andaikata ranting-ranting menjadi pena dan lautan dijadikan tintanya dan ditambah lagi dengan tujuh lautan, niscaya akan habislah ranting dan lautan tersebut, sedangkan belumlah habis ilmu Allah Ta’ala itu ditulis”.

“Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung”

Allah Ta’ala Maha Tinggi, karena Allah Ta’ala akan mengampuni dosa hamba-hambaNya walaupun hamba-Nya melakukannya berulang-ulang (Al Ghafuur), dan Dia akan membalas berlipat ganda baik didunia maupun diakhirat terhadap hamba-hambaNya yang melakukan kebaikan (ketaqwaan) kepada-Nya (As Syakur). Oleh sebab itu Allah Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Tinggi (Al Aliy). Untuk itu tinggikanlah Dia dalam sujud-mu.

Allah Ta’ala Maha Agung, yaitu Allah Ta’ala telah mempersiapkan segala apa yang dibutuhkan bagi hamba-hambaNya sebelum hamba-hambaNya diciptakan, serta menugaskan para Malaikat-Nya untuk mencatat semua yang dilakukan hamba-hambaNya. Dan apabila hamba-Nya mengkufuri nikmat-nikmatNya, Allah Ta’ala tidak langsung murka serta menjatuhkan sangsi kepadanya, akan tetapi Dia membimbing hamba-Nya kejalan yang lurus. Itulah perbuatan-perbuatan Allah Ta’ala, sehingga Dia berhak diagungkan. Karena Allah Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Agung, maka agungkanlah Dia didalam ruku’mu.

Setelah kita fahami ayat kursi ini, barulah kita menyadari bahwa Allah-lah yang mengurusi semua makhluq-makhluq-Nya. Akan tetapi selama ini kita merasa mampu untuk mengurusi sendiri, tidak mau menyerahkan urusan kita kepada Allah Ta’ala. Selama ini kita sibuk mengurusi pekerjaan Allah Ta’ala, sedangkan pekerjaan (tugas) kita sendiri sebagai hamba tidak pernah kita urusi.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates